Pameran yang digelar di pusat jajanan kuliner Langara itu berlangsung selama 3 hari 2 malam tepatnya pada tanggal 13 sampai dengan 15 Desember 2022.
DETIKANOA.COM- Creative Wawonii Forum (CWF) dengan kegiatan Pameran Produk Ekonomi Kreatif nya sukses membuat heboh kota Langara.
Pameran yang digelar di pusat jajanan kuliner Langara itu berlangsung selama 3 hari 2 malam tepatnya pada tanggal 13 sampai dengan 15 Desember 2022.
Saat pembukaan, CWF menghadirkan salah satu komika Nasional asal Wakatobi yakni Raim Laode yang berhasil membuat seluruh tamu undangan terbahak-bahak dengan stand up nya.
Pameran yang bertema "Temu Karya Ekonomi Kreatif Lokal Menuju Wawonii Bangkit" dibuka secara resmi oleh Cecep Trisnajayadi selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) turut hadir Asisten 1, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Forkopimda, Kepala Dinas Perpustakaan Daerah serta beberapa Kepala OPD lainnya dan
beberapa tokoh adat.
Pada sambutannya, Sekda Konkep mengatakan bahwa pengembangan ekonomi kreatif perlu didorong sebagai salah satu penyumbang ekonomi daerah, dimana termaksud pula dalam RPJMD tahun 2021-2026, tepatnya pada misi ketiga yakni meningkatkan daya saing ekonomi berbasis strategis. Oleh karena itu, Pameran Produk Ekonomi Kreatif ini saya harap akan menjadi media komunikasi yang efektif antara semua pihak yang hadir, sehingga tercipta kesepahaman yang akan menuntun kepada pembentukan roadmap yang terarah.
"Tak lupa saya ucapkan selamat datang dinda Raim Laode di Tanah Wawonii semoga berkesan dan segera datang kembali karena ibarat kalimat jika sudah minum airnya Wawonii maka akan ada perasaan rindu untuk kembali" kata Sekda saat menutup sambutan dan membuka acara sembari tersenyum lebar kepada sang bintang tamu.
Nanang Sofyan selaku Ketua Umum Creative Wawonii Forum pada sambutannya mengemukakan tentang keresahan pelaku ekonomi kreatif yang mempunyai produk namun tidak mempunyai pasar.
Selain itu, Nanang juga menjelaskan bahwa pengembangan kreativitas yang dilakukan, tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga meningkatkan nilai tambah industri kreatif yang dihasilkan, mengingat ekonomi kreatif memiliki potensi dan peran yang cukup strategis, dalam memberikan efek positif pada pemulihan kondisi ekonomi kedepan.
"Semakin banyak usaha berbasis ekonomi kreatif yang berkembang di Kabupaten Konawe Kepulauan, maka akan berimplikasi pada lapangan pekerjaan yang semakin luas, sehingga mamapu memberikan sumbangsih nyata terhadap upaya pengentasan kemiskinan di Wawonii" ujar Nanang.
Ketua Panitia Suyatno Gama saat memaparkan laporannya, ia menambahkan bahwa pada hakikatnya ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi diera ekonomi baru yang mengintensifkan informasi, dan kreatif dengan mengandalkan ide gagasan, atau sebuah upaya untuk mengembangkan dan menggali kreatifitas pelaku ekonomi, yang melakukan usaha sendiri.
"Saya mengucapkan terimakasih dan tetap semangat kepada teman-teman panitia yang siang malam bekerja untuk kegiatan pameran ini tanpa kenal lelah" tutup Yatno.
Pameran Ekraf digelar dengan mengangkat 3 subsektor ekonomi kreatif di antaranya yakni Sektor Kuliner, Sektor Kriya dan Sektor Film yang dimana sektor film yang ditampilkan pada malam kedua itu membuat pusat jajanan kuliner langara dipadati masyarakat Konawe Kepulauan khususnya masyarakat Langara.
Dengan judul film Tinensuka yang menceritakan kisah cinta, humor serta adat istiadat Wawonii membuat masyarakat Langara berantosias untuk menonton walaupun berdurasi 3 jam.
Amal RF selaku sutradara film mengatakan bahwa film Tinensuka tidak terlepas dari beberapa orang yang memberi masukan termasuk Ketua Umum CWF yakni Nanang Sofyan, sekretaris Dinas Perpustakaan Daerah yakni Dermawan Suryananda, Sekretaris Dinas Perumahan yakni Umariadi serta beberapa tokoh adat.
Amal juga menambahkan dalam perjalanan singkat yang memakan waktu 1 bulan pembuatan film ini, ia sangat mengapresiasi kinerja timnya baik crew maupun para pelakon.
"Memang masih banyak kekurangan dalam film ini, namun walaupun demikian, film ini mengandung banyak edukasi adat yang perlu dipahami oleh generasi mendatang. Saya berharap film ini bisa menjadi ajang pembelajaran bagi generasi yang ingin memahami alur adat pernikahan Wawonii" harapnya
Reporter : Is
Editor : Reyhan
Regional
Komentari Berita